Minggu, 05 Oktober 2014

Millenium Development Goals (MDGs) 2015

Tujuan Pembangunan Milenium adalah berupa 8 butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015. Ini adalah Deklarasi Milenium hasil kesepakatan kepala Negara dan perwakilan dari 189 negara PBB yang mulai dijalankan pada bulan September 2000.
Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada tahun 2015. Target ini merupakan tantangan utama dalam pembangunan di seluruh dunia yang terurai dalam Deklarasi Milenium dan diadopsi oleh 189 negara serta ditandatangani oleh 147 kepala pemerintahan dan kepala negara pada saat KTT Milenium di New York pada bulan September 2000.
Pemerintah Indonesia turut menandatangani Deklarasi Milenium tersebut yang berisi komitmen negara masing-masing dan komunitas internasional untuk mencapai 8 buah tujuan pembangunan dalam MDGs itu sebagai satu paket tujuan.

8 TUJUAN DEKLARASI MILENIUM

1.       Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan.
2.       Mencapai pendidikan dasar untuk semua.
3.       Mendorong kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan.
4.       Menurunkan angka kematian anak.
5.       Meningkatkan kesehatan ibu.
6.       Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya.
7.       Memastikan kelestarian lingkungan hidup, dan
8.       Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan.

TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM DI INDONESIA

Setiap Negara yang berkomitmen dan menandatangani perjanjian diharapkan membuat laporan MDGs. Pemerintahan Indonesia melaksanakannya dibawah koordinasi Bappenas dibantu dengan Kelompok Kerja PBB dan telah menyelesaikan laporan MDG pertamanya yang ditulis dalam Bahasa Indonesia dan diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris untuk menunjukkan kepemilikan pemerintah Indonesia atas laporan tersebut.
Kini MDGs telah menjadi referensi penting pembangunan di Indonesia, mulai dari tahap perencanaan seperti yang tercantum pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) hingga pelaksanaannya. Walaupun mengalamai kendala, namun pemerintah memiliki komitmen untuk mencapai tujuan-tujuan ini dan dibutuhkan kerja keras serta kerjasama dengan seluruh pihak, termasuk masyarakat madani, pihak swasta, dan lembaga donor. Pencapaian MDGs di Indonesia akan dijadikan dasar untuk perjanjian kerjasama dan implementasinya di masa depan. Hal ini termasuk kampanye untuk perjanjian tukar guling hutang untuk negara berkembang sejalan dengan Deklarasi Jakarta mengenai MDGs di daerah Asia dan Pasifik. 

PENCAPAIAN MDGS 2015 DI INDONESIA

MDG 1 - Indonesia telah berhasil mengurangi kemiskinan ekstrem posisi awal tahun 1990 sebanyak 20,6 % telah bergeser sebanyak 7,5 % di tahun 2010. Indonesia terus bertekad dapat mencapai target MDGs pada tahun 2015.

Saat ini Indonesia sudah dikategorikan sebagai negara berpenghasilan menengah. Indikatornya adalah karena penghasilan masyarakat Indonesia berdasarkan Gross National Index (GNI), yang dihitung dari nilai pasar total dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam periode tertentu, penghasilan perkapita Indonesia tahun 2007 adalah US$ 1.650. Nilai ini setara dengan negara lainnya, maka Indonesia masuk urutan ke -142 dari 209 negara (UNDP, 2008).

Indonesia telah berhasil menurunkan tingkat kemiskinan, indikator nya US$ 1,00 per kapita perhari menjadi setengahnya. Kemajuan ini telah dicapai untuk menurunkan tingkat kemiskinan, garis kemiskinan nasional sebesar 13,33% (2010) menuju target 8-10% pada tahun 2014. Pravalensi kekurangan gizi pada balita menurun dari 31% pada tahun 1989 menjadi 18,4% pada tahun 2007, diperkirakan indonesia mencapai target MDGs 15,5% pada tahun 2015.

MDG 2 & 3 - Indonesia dalam mencapai target MDGs mengenai pendidikan dasar dan melek huruf sudah menuju pencapaian target 2015. Indonesia menetapkan pendidikan dasar melebihi target MDGs dengan menambahkan sekolah menengah pertama sebagai sasaran pendidikan dasar universal. Pada tahun 2008/2009, angka partisipasi kasar (APK) SD/MI termasuk paket A mencapai 116,77% dan angka partisipasi murni (APM) sekitar 95,23%. Kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan pemerintah telah mendorong meningkatkan kesetaraan gender di semua jenjang dan jenis pendidikan. Rasio angka partisipasi murni (APM) perempuan terhadap laki laki di sekolah dasar dan sekolah menengah pertama berturut turut sebesar 99,73% dan 101,99% pada tahun 2009, dan rasio melek huruf perempuan terhadap laki laki pada kelompok usia 15 sampai 24 tahun mencapai 98,85%.

MDG 4 & 5 - Menurunkan angka kematian anak telah menunjukkan angka yang signifikan sekali dari 68 pada tahun 1991 menjadi 34 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2007, sehingga target sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2015 diperkirakan tercapai. Di indonesia, angka kematian ibu melahirkan (MMR/maternal mortality rate) menurun dari 390 tahun 1991 menjadi 228 per 100.000  kelahiran hidup. Upaya menurunkan angka kematian ibu didukung dengan meningkatkan angka pemakaian kontrasepsi dan menurunkan unmeet need yang dilakukan melalui peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi.

MDG 6 - Tingkat prevalensi HIV/AIDS cenderung meningkat di indonesia terutama pada kelompok resiko tinggi pengguna narkoba suntik dan pekerja seks. Jumlah kasus HIV/AIDS yang dilaporkan di indonesia meningkat dua kali lipat antara tahun 2004 dan 2005. Angka kejadian malaria per 1000 penduduk menurun dari 4,68 tahun 1990 jadi 1,85 tahun 2009.

MDG 7 - Tingakt emisi gas rumah kaca di indonesia cukup tinggi walaupun upaya peningkatan luas hutan, pemberantasan pembalakn hutan, dan komitmen untuk melaksanakan kebijakan penurunan emisi karbon dioksida dalam 20 tahun kedepan telah dilakukan. Proporsi rumah tangga dengan akses air minum layak meningkat dari 37,73 persen tahun 1993 jadi 47,71 persen tahun 2009. Proporsi rumah tangga dengan akses sanitasi layak meningkat dari 24,81 persen tahun 1993 jadi 51,19 persen tahun 2009.
Sumber: UNDP

KONTROVERSI DI INDONESIA

Upaya Pemerintah Indonesia merealisasikan Tujuan Pembangunan Milenium pada tahun 2015 akan sulit karena pada saat yang sama pemerintah juga harus menanggung beban pembayaran utang yang sangat besar. Program-programMDGs seperti pendidikan, kemiskinan, kelaparan, kesehatan, lingkungan hidup, kesetaraan gender, dan pemberdayaan perempuan membutuhkan biaya yang cukup besar. Merujuk data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan, per 31 Agustus 2008, beban pembayaran utang Indonesia terbesar akan terjadi pada tahun 2009-2015 dengan jumlah berkisar dari Rp97,7 triliun (2009) hingga Rp81,54 triliun (2015) rentang waktu yang sama untuk pencapaian MDGs. Jumlah pembayaran utang Indonesia, baru menurun drastis (2016) menjadi Rp66,70 triliun. Tanpa upaya negosiasi pengurangan jumlah pembayaran utang Luar Negeri, Indonesia akan gagal mencapai tujuan MDGs.

Menurut Direktur Eksekutif International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) Don K Marut Pemerintah Indonesia perlu menggalang solidaritas negara-negara Selatan untuk mendesak negara-negara Utara meningkatkan bantuan pembangunan bukan utang, tanpa syarat dan berkualitas minimal 0,7% dan menolak ODA (official development assistance) yang tidak bermanfaat untuk Indonesia. Menanggapi pendapat tentang kemungkinan Indonesia gagal mencapai tujuan MDGs apabila beban mengatasi kemiskinan dan mencapai tujuan pencapaian MDG pada tahun 2015 serta beban pembayaran utang diambil dari APBN pada tahun 2009-2015, Sekretaris Utama Menneg PPN/Kepala Bappenas Syahrial Loetan berpendapat apabila bisa dibuktikan MDGs tidak tercapai di 2015, sebagian utang bisa dikonversi untuk bantu itu. Pada tahun 2010 hingga 2012 pemerintah dapat mengajukan renegosiasi utang. Beberapa negara maju telah berjanji dalam konsesus pembiayaan (monetary consensus) untuk memberikan bantuan. Hasil kesepakatan yang didapat adalah untuk negara maju menyisihkan sekitar 0,7% dari GDP mereka untuk membantu negara miskin atau negara yang pencapaiannya masih di bawah. Namun konsensus ini belum dipenuhi banyak negara, hanya sekitar 5-6 negara yang memenuhi sebagian besar ada di Skandinavia atau Belanda yang sudah sampai 0,7%.

Menurut Pendapat Saya, Indonesia sudah banyak membuat kemajuan dalam pencapaian MDGs 2015, bisa dilihat pada poin-poin pada Pencapaian MDGS 2015 di Indonesia. Indonesia sudah bekerja keras untuk meningkatkan mutu negara dalam mencapai target dengan menurunkan angka-angka yang tinggi. Namun tetap ada kendala pada pencapaian target tersebut, yaitu kendala pada utang dengan pihak luar. Karena masalah ini, pencapaian pun pasti akan terhambat dan bisa menyebabkan kegagalan pencapaian mdgs 2015. Maka dari itu, sebaiknya dari diri sendiri pun harus bisa membantu Negara kita ini dengan menyiapkan mental, mengembangkan kemampuan dan keterampilan pribadi serta mempersiapkannya untuk menghadapi pasar bebas yang sebentar lagi akan kita hadapi, agar kita bisa bersaing dengan pesaing luar. Jika kita tidak mempersiapkan itu semua, kita akan tertinggal dibelakang dan bisa kalah dalam bersaing karena ketidaktahuan akan keterampilan dari diri sendiri. Dengan begitu Negara Indonesia pasti akan bisa setara dalam menghadapi pesaing dari Negara berkembang dan Negara maju lainnya. Tetap semangat untuk memajukan bangsa Indonesia yang kuat ini!

Referensi :
http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2014/02/04/pencapaian-mdgs-2015-di-indonesia-629534.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar dengan konten yang baik :