Jum’at, 27 Desember 2013. Saya dan 5 teman lainnya yaitu
Ratih, Dita, Iyus, Sarah dan Farhan sudah merencanakan untuk pergi ke museum
yang terletak di Jakarta kota. Kami menuju Jakarta kota menggunakan Kereta
Commuter Line hanya dalam waktu 1 jam perjalanan menuju stasiun Jakarta kota
dari Stasiun Depok baru, kami baru mendapatkan kereta tujuan Stasiun Jakarta
Kota pada pukul 10 pagi. Sebelumnya kami bertemu di stasiun Depok Baru pukul 9
pagi dan saya menuju Stasiun Depok Baru menggunakan motor dan dititipkan di
penitipan motor yang ada di stasiun tersebut. Sekarang, naik kereta commuter
line sangatlah praktis. Saat membeli karcis kita akan mendapat kartu single trip dengan tarif Rp 9.500,- (RP
5.000,- untuk jaminan kartu dan Rp 4.500,- tarif tiket kereta). Kartu single trip sudah termasuk jaminan kartu selama 7 hari dari
hari pembelian dan dapat ditukarkan lagi untuk mendapat jaminan uang kembali.
Cara menggunakan kartu single trip hanya dengan menempelkannya saja ke mesin commuter ticketing yang ada dipintu
masuk. Kelemahan dari kartu single trip
hanya bisa diisi tarif kereta sesuai tujuan, tetapi bisa diisi ulang kembali
dalam waktu 7 hari.
Sebenarnya tidak nyaman saat perjalanan berangkat dikarenakan
berbarengan dengan jam berangkat kerja orang kantoran. Di dalam kereta dari
Stadebar (Stasiun Depok Baru) hingga sampai Stasiun Cikini kami berdiri karena
kereta sangat padat. Setelah itu kami baru bisa duduk dari Stasiun Cikini
hingga sampai di Stasiun Jakarta Kota. Awalnya announcer di stadebar kereta memang mengumumkan bahwa kereta akan
menuju tujuan akhir di stasiun Jakarta kota tetapi saat beberapa stasiun kami
lewati kami mendengarkan bahwa announcer
menyebutkan kereta yang kami tumpangi hanya sampai stasiun Manggarai.
Dikarenakan terjadi kebakaran disalah satu ruko yang ada di stasiun Gambir pada
pukul -/+ 10 pagi. Kami mulai merencanakan akan menggunakan transportasi Bus
Transjakarta dari Manggarai hingga Jakarta Kota. Tetapi, setelah sampai di
Stasiun Cikini announcer menyebutkan
ternyata keadaan sudah normal dan kereta yang kami tumpangi akan menuju ke
tujuan awal yaitu Stasiun Jakarta Kota. Kami akhirnya bisa bernafas lega karena
tidak perlu repot untuk menggunakan Bus Transjakarta.
Sesampainya di stasiun Jakarta Kota kira-kira pukul 11 siang,
kami mampir untuk membeli beberapa Roti’O dan minuman untuk persediaan. Setelah
itu kami keluar dari pintu utara stasiun untuk menuju museum Bank Indonesia.
Dari stasiun hanya butuh berjalan kaki dan menyebrangi 2 ruas jalan raya untuk
tiba di Bank Indonesia. Setelah sampai di depan pintu gerbang Bank Indonesia
kami menghabiskan makanan kami terlebih dahulu karena di dalam museum tidak
boleh memakan makanan dan minuman diarea museum, serta tas pengunjung juga
harus dititipkan. Ini beberapa foto-foto kami di depan Bank Indonesia.
Sekitar pukul 11.30 kami memasuki
museum Bank Indonesia. Di pintu masuk
tas kami harus diperiksa petugas yang berjaga terlebih dahulu agar tidak ada
unsur kriminal yang dibawa di dalam tas para pengunjung. Setelah diperiksa kami
menuju ke atas untuk menitipkan tas dan memasuki area museum yang ada di Bank
Indonesia.
Saat menitipkan tas, penjaga penitipan barang memberitahu
bahwa dalam waktu 15 menit lagi museum akan ditutup untuk beristirahat karena
para petugas harus melaksanakan ibadah sholat Jum’at. Mendengar hal itu kami
tidak mau menyia-nyiakan waktu. Jadi, dalam waktu 15 menit kami harus memanfaatkan
waktu untuk melihat isi yang ada di dalam museum tersebut. Setelah menitipkan
barang bawaan kami menuju ke meja tiket dan ternyata masuk museum Bank
Indonesia tidak dikenakan biaya alias gratis. Kami hanya mendapatkan tiket
sebagai bukti kami pengunjung museum Bank Indonesia.
Di dalam museum sangat sejuk dan nyaman sekali untuk para
pengunjung, padahal suhu Jakarta Kota saat itu cukup terik di luar. Sebenarnya
saya sendiri tidak terlalu memperhatikan cerita yang ada di dalam museum, tetapi
banyak peninggalan sejarah Bank Indonesia yang memukau sekali. Disaat pertama
memasuki area museum ada peninggalan sejarah berupa lukisan kapal-kapal yang
besar seolah-olah kita sedang berada di pelabuhan. Ada juga rempah-rempah yang
disimpan disini dan ini merupakan rempah-rempah yang jaman dulu sangat diburu
oleh para penjajah karena kekayaan alam Indonesia ini. Saya mengambil beberapa
foto yang ada di dalam museum Bank Indonesia tersebut :
Setelah pukul menunjukkan 11.45 kami harus keluar dari museum
karena akan ditutup untuk waktu istirahat. Kami memutuskan untuk kembali ke
museum Bank Indonesia lagi karena belum
puas melihat-lihat museum ini. Karena sudah menunjukkan waktu makan siang, kami
pergi untuk mencari makan siang di sekitar kawasan Wisata Kota Tua.
Sebelum mencari makan, kami melihat seorang penjual tasbih
dan di lapaknya terdapat tulisan membaca garis tangan, arti sebuah nama dan
meramal. Teman saya Dita tertarik untuk sekedar mampir dan istilahnya “iseng”
karena penasaran dengan arti namanya dan membaca garis tangannya. Akhirnya kami
mampir dan cukup lama juga kami berada disitu. Dari kami berenam hanya Iyus dan
Farhan yang tidak tertarik dengan hal tersebut. Saya, Dita, Sarah dan Ratih
mencoba bertanya-tanya dengan orang tersebut. Kami berada di tempat itu cukup
lama sekitar 30-45 menit karena sangat menyenangkan membicarakan hal-hal yang
belum kita ketahui ke depannya akan terjadi seperti apa dalam hidup kita.
Percaya tidak percaya dengan hal seperti ini, hal ini hanya untuk seru-seruan
saja dalam menunggu Museum Bank
Indonesia dibuka kembali. Setelah puas dengan hal-hal yang seperti ini
kami akhirnya mencari makan di sekitar kawasan Wisata Kota Tua.
Selesai makan siang kami menyempatkan diri untuk melihat
Museum Keramik yang terletak di kawasan Wiisata Kota Tua juga. Sayangnya tidak
boleh menggunakan kamera digital jadi tidak ada foto di dalam museum yang dapat
saya abadikan. Ini adalah foto halaman dari Museum Keramik. Di dalamnya banyak
sekali peninggalan dibidang kesenian ada lukisan dan keramik-keramik. Tapi
memasuki museum ini kita harus mengeluarkan biaya RP 3.000,- untuk pelajar dan
mahasiswa.
Cukup berkunjung di kawasan Museum Keramik kami kembali ke
Museum Bank Indonesia karena ada ruang khusus uang jaman dulu hingga masa kini
dar seluruh Indonesia yang disimpan di dalam ruang ini dan sebelumnya kami
belum sempat mengunjunginya. Hanya saja sayang sekali di dalam kita tidak boleh
mengambil foto dengan menggunakan flash
karena dapat merusak uang-uang yang ada di dalam, jadi saya tidak mempunyai backup foto-fotonya.
Ternyata uang yang ada di Indonesia sangat beragam dan
unik-unik. Ada uang koin yang berbentuk segitiga dan ada uang kertas yang
sangat lebar dan sangat kecil. Sejarah uang Indonesia dari jaman dulu sampai
sekarang yang belum di cutting pun
ada. Pokoknya tidak sia-sia kami pergi jauh-jauh dari Depok ke Kota Tua untuk
mengunjungi museum Bank Indonesia.
Puas dengan kunjungan hari itu saya dan teman yang lainnya
mulai merasa kelelahan. Kami beristirahat sejenak untuk merenggangkan kaki ditempat
yang disediakan oleh museum dan berfoto-foto untuk menghilangkan penat yang
ada. (Narsis dikit :3)
Setelah puas beristirahat kami bersiap-siap untuk segera
pulang. Seperti saat datang, hanya butuh menyebrangi 2 ruas jalan raya untuk
sampai ke stasiun Jakarta Kota. Kami mengisi ulang kartu single trip. Kami pulang sekitar pukul 3 sore karena kami tidak mau
berbarengan dengan jam pulang kerja orang kantoran, agar tidak mendapatkan
kereta yang penuh. Setelah mengisi kartu single
trip kami memasuki pintu masuk dan menuju peron 11 untuk menunggu kereta
tujuan Depok atau Bogor. Tidak lama menunggu kereta kosong pun tiba dan sekitar
pukul 4 sore kami berangkat menuju Stasiun Depok Baru. Bahagia sekali karena kami merasakan
duduk di kereta dari berangkat hingga tujuan. Selama 1 jam perjalanan kami
sampai di Stadebar dengan selamat. Sesampainya di stadebar saya memutuskan
untuk langsung pulang karena kelelahan, sedangkan teman-teman yang lainnya
mampir ke ITC untuk mencari makan. Sekian pengalaman yang dapat saya ceritakan J.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar dengan konten yang baik :