Rabu, 22 Januari 2014

Pengalaman Jalan-Jalan Ke Museum



Jum’at, 27 Desember 2013. Saya dan 5 teman lainnya yaitu Ratih, Dita, Iyus, Sarah dan Farhan sudah merencanakan untuk pergi ke museum yang terletak di Jakarta kota. Kami menuju Jakarta kota menggunakan Kereta Commuter Line hanya dalam waktu 1 jam perjalanan menuju stasiun Jakarta kota dari Stasiun Depok baru, kami baru mendapatkan kereta tujuan Stasiun Jakarta Kota pada pukul 10 pagi. Sebelumnya kami bertemu di stasiun Depok Baru pukul 9 pagi dan saya menuju Stasiun Depok Baru menggunakan motor dan dititipkan di penitipan motor yang ada di stasiun tersebut. Sekarang, naik kereta commuter line sangatlah praktis. Saat membeli karcis kita akan mendapat kartu single trip dengan tarif Rp 9.500,- (RP 5.000,- untuk jaminan kartu dan Rp 4.500,- tarif tiket kereta). Kartu single trip  sudah termasuk jaminan kartu selama 7 hari dari hari pembelian dan dapat ditukarkan lagi untuk mendapat jaminan uang kembali. Cara menggunakan kartu single trip hanya dengan menempelkannya saja ke mesin commuter ticketing yang ada dipintu masuk. Kelemahan dari kartu single trip hanya bisa diisi tarif kereta sesuai tujuan, tetapi bisa diisi ulang kembali dalam waktu 7 hari.
Sebenarnya tidak nyaman saat perjalanan berangkat dikarenakan berbarengan dengan jam berangkat kerja orang kantoran. Di dalam kereta dari Stadebar (Stasiun Depok Baru) hingga sampai Stasiun Cikini kami berdiri karena kereta sangat padat. Setelah itu kami baru bisa duduk dari Stasiun Cikini hingga sampai di Stasiun Jakarta Kota. Awalnya announcer di stadebar kereta memang mengumumkan bahwa kereta akan menuju tujuan akhir di stasiun Jakarta kota tetapi saat beberapa stasiun kami lewati kami mendengarkan bahwa announcer menyebutkan kereta yang kami tumpangi hanya sampai stasiun Manggarai. Dikarenakan terjadi kebakaran disalah satu ruko yang ada di stasiun Gambir pada pukul -/+ 10 pagi. Kami mulai merencanakan akan menggunakan transportasi Bus Transjakarta dari Manggarai hingga Jakarta Kota. Tetapi, setelah sampai di Stasiun Cikini announcer menyebutkan ternyata keadaan sudah normal dan kereta yang kami tumpangi akan menuju ke tujuan awal yaitu Stasiun Jakarta Kota. Kami akhirnya bisa bernafas lega karena tidak perlu repot untuk menggunakan Bus Transjakarta.
Sesampainya di stasiun Jakarta Kota kira-kira pukul 11 siang, kami mampir untuk membeli beberapa Roti’O dan minuman untuk persediaan. Setelah itu kami keluar dari pintu utara stasiun untuk menuju museum Bank Indonesia. Dari stasiun hanya butuh berjalan kaki dan menyebrangi 2 ruas jalan raya untuk tiba di Bank Indonesia. Setelah sampai di depan pintu gerbang Bank Indonesia kami menghabiskan makanan kami terlebih dahulu karena di dalam museum tidak boleh memakan makanan dan minuman diarea museum, serta tas pengunjung juga harus dititipkan. Ini beberapa foto-foto kami di depan Bank Indonesia.

IMG_7667.jpg          IMG_7677.JPG

            Sekitar pukul 11.30 kami memasuki museum Bank  Indonesia. Di pintu masuk tas kami harus diperiksa petugas yang berjaga terlebih dahulu agar tidak ada unsur kriminal yang dibawa di dalam tas para pengunjung. Setelah diperiksa kami menuju ke atas untuk menitipkan tas dan memasuki area museum yang ada di Bank Indonesia.
Saat menitipkan tas, penjaga penitipan barang memberitahu bahwa dalam waktu 15 menit lagi museum akan ditutup untuk beristirahat karena para petugas harus melaksanakan ibadah sholat Jum’at. Mendengar hal itu kami tidak mau menyia-nyiakan waktu. Jadi, dalam waktu 15 menit kami harus memanfaatkan waktu untuk melihat isi yang ada di dalam museum tersebut. Setelah menitipkan barang bawaan kami menuju ke meja tiket dan ternyata masuk museum Bank Indonesia tidak dikenakan biaya alias gratis. Kami hanya mendapatkan tiket sebagai bukti kami pengunjung museum Bank Indonesia.

      
Di dalam museum sangat sejuk dan nyaman sekali untuk para pengunjung, padahal suhu Jakarta Kota saat itu cukup terik di luar. Sebenarnya saya sendiri tidak terlalu memperhatikan cerita yang ada di dalam museum, tetapi banyak peninggalan sejarah Bank Indonesia yang memukau sekali. Disaat pertama memasuki area museum ada peninggalan sejarah berupa lukisan kapal-kapal yang besar seolah-olah kita sedang berada di pelabuhan. Ada juga rempah-rempah yang disimpan disini dan ini merupakan rempah-rempah yang jaman dulu sangat diburu oleh para penjajah karena kekayaan alam Indonesia ini. Saya mengambil beberapa foto yang ada di dalam museum Bank Indonesia tersebut :

                                         

Setelah pukul menunjukkan 11.45 kami harus keluar dari museum karena akan ditutup untuk waktu istirahat. Kami memutuskan untuk kembali ke museum Bank  Indonesia lagi karena belum puas melihat-lihat museum ini. Karena sudah menunjukkan waktu makan siang, kami pergi untuk mencari makan siang di sekitar kawasan Wisata Kota Tua.
Sebelum mencari makan, kami melihat seorang penjual tasbih dan di lapaknya terdapat tulisan membaca garis tangan, arti sebuah nama dan meramal. Teman saya Dita tertarik untuk sekedar mampir dan istilahnya “iseng” karena penasaran dengan arti namanya dan membaca garis tangannya. Akhirnya kami mampir dan cukup lama juga kami berada disitu. Dari kami berenam hanya Iyus dan Farhan yang tidak tertarik dengan hal tersebut. Saya, Dita, Sarah dan Ratih mencoba bertanya-tanya dengan orang tersebut. Kami berada di tempat itu cukup lama sekitar 30-45 menit karena sangat menyenangkan membicarakan hal-hal yang belum kita ketahui ke depannya akan terjadi seperti apa dalam hidup kita. Percaya tidak percaya dengan hal seperti ini, hal ini hanya untuk seru-seruan saja dalam menunggu Museum Bank  Indonesia dibuka kembali. Setelah puas dengan hal-hal yang seperti ini kami akhirnya mencari makan di sekitar kawasan Wisata Kota Tua.
Selesai makan siang kami menyempatkan diri untuk melihat Museum Keramik yang terletak di kawasan Wiisata Kota Tua juga. Sayangnya tidak boleh menggunakan kamera digital jadi tidak ada foto di dalam museum yang dapat saya abadikan. Ini adalah foto halaman dari Museum Keramik. Di dalamnya banyak sekali peninggalan dibidang kesenian ada lukisan dan keramik-keramik. Tapi memasuki museum ini kita harus mengeluarkan biaya RP 3.000,- untuk pelajar dan mahasiswa.
Cukup berkunjung di kawasan Museum Keramik kami kembali ke Museum Bank Indonesia karena ada ruang khusus uang jaman dulu hingga masa kini dar seluruh Indonesia yang disimpan di dalam ruang ini dan sebelumnya kami belum sempat mengunjunginya. Hanya saja sayang sekali di dalam kita tidak boleh mengambil foto dengan menggunakan flash karena dapat merusak uang-uang yang ada di dalam, jadi saya tidak mempunyai backup foto-fotonya.
Ternyata uang yang ada di Indonesia sangat beragam dan unik-unik. Ada uang koin yang berbentuk segitiga dan ada uang kertas yang sangat lebar dan sangat kecil. Sejarah uang Indonesia dari jaman dulu sampai sekarang yang belum di cutting pun ada. Pokoknya tidak sia-sia kami pergi jauh-jauh dari Depok ke Kota Tua untuk mengunjungi museum Bank Indonesia.
Puas dengan kunjungan hari itu saya dan teman yang lainnya mulai merasa kelelahan. Kami beristirahat sejenak untuk merenggangkan kaki ditempat yang disediakan oleh museum dan berfoto-foto untuk menghilangkan penat yang ada. (Narsis dikit :3)

                 

Setelah puas beristirahat kami bersiap-siap untuk segera pulang. Seperti saat datang, hanya butuh menyebrangi 2 ruas jalan raya untuk sampai ke stasiun Jakarta Kota. Kami mengisi ulang kartu single trip. Kami pulang sekitar pukul 3 sore karena kami tidak mau berbarengan dengan jam pulang kerja orang kantoran, agar tidak mendapatkan kereta yang penuh. Setelah mengisi kartu single trip kami memasuki pintu masuk dan menuju peron 11 untuk menunggu kereta tujuan Depok atau Bogor. Tidak lama menunggu kereta kosong pun tiba dan sekitar pukul 4 sore kami berangkat menuju Stasiun Depok  Baru. Bahagia sekali karena kami merasakan duduk di kereta dari berangkat hingga tujuan. Selama 1 jam perjalanan kami sampai di Stadebar dengan selamat. Sesampainya di stadebar saya memutuskan untuk langsung pulang karena kelelahan, sedangkan teman-teman yang lainnya mampir ke ITC untuk mencari makan. Sekian pengalaman yang dapat saya ceritakan J.