Sabtu, 26 Desember 2015

TUGAS BULAN 2 PTA 2015/2016

TUGAS BULAN 2




1.      Pilihan Kata (Diksi)
2.      Kalimat  Efektif
3.      Alinea




Tika Apriyani
18113907
3KA17



UNIVERSITAS GUNADARMA
PTA 2015/2016

BAB I
PENDAHULUAN

I.1        Latar Belakang
            Pilihan kata (diksi) pada dasarnya adalah hasil dari upaya memilih kata tertentu untuk dipakai dalam kalimat, alinea atau wacana. Pemilihan kata akan daoat dilakukan bila tersedia sejumlah kata yang artinya hampir sama atau mirip. Pilihan kata adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan.
Dalam sebuah penulisan, terdapat kalimat efektif yang berguna menimbulkan kembali gagasan-gagasan kepada pendengar atau pembacanya seperti apa yang dimaksudkan oleh penulis.
            Susunan dari kalimat efektif akan menyatu menjadi sebuah alinea atau paragraf. Oleh karena itu, bagi penulis wajib mengetahui mengenai penjelasan alinea.Alinea adalah bagian dari wacana yang berisi satu gagasan pokok dan dapat diikuti oleh kalimat-kalimat penjelas. Alinea yang baik selalu berisi ide pokok. Ide pokok itu merupakan bagian yang integral dari ide pokok yang terkandung dalam keseluruhan karangan. Alinea biasa digunakan sebagai pengantar atau peralihan dari satu bab ke bab lainnya.
I.2        Rumusan Masalah
Dari latar belakang pada tulisan ini, dirumuskan beberapa masalah mengenai bahasa Indonesia sebagai berikut :
1.      Apa saja fungsi dan makna serta syarat dalam pemilihan kata?
2.      Apa saja prinsip dan contoh dari kalimat efektif?
3.      Bagaimanakah penjelasan mengenai Alinea?
I.3        Tujuan
Dalam tugas ini saya akan menjelaskan mengenai Pemilihan kata, kalimat efektif, dan alinea.
BAB II
PEMBAHASAN


II.1      PILIHAN KATA (DIKSI)
II.1.1   Pengertian Pilihan Kata
Pilihan kata (diksi) pada dasarnya adalah hasil dari upaya memilih kata tertentu untuk dipakai dalam kalimat, alinea, atau wacana. Pemilihan kata akan dapat dilakukan bila tersedia sejumlah kata yang artinya hampir sama atau bermiripan. Ketepatan pilihan kata mempersoalkan kesanggupan sebuah kata yang dapat menimbulkan gagasab-gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengar. Persoalan ketepatan pilihan kata dari daftar kata itu akan menyangkut pulsa masalah makna kata dan kosa kata seseorang, sehingga dari daftar kata itu dipilih satu kata yang paling tepat untuk mengungkapkan suatu pengertian. Tanpa menguasao sediaan kata yang cukup banyak, tidak mungkin seseorang dapat melakukan pemilihan atau seleksi kata.
Penggunaan kata dalam berbagai kesempatan harus sudah diperhitungkan ketepatan serta kesesuaiannya. Ketepatan ialah hal yang menyangkut makna, logika dan kesamaan maksud. Sedangkan kesesuaian adalah kecocokan dengan konteks sosial; apakah kata-kata yang dipilih atau dipakai dapat diterima oleh masyarakat, pendengar atau pembaca. Terutama yang lebih penting adalah apakah pilihan kata yang dipakai sudah merupakan pilihan kata yang baku.
Gorys Keraf (2002) mengemukakan beberapa point penting tentang diksi :
Pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang harus dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.
Pilihan kata adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasa sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu. Sedankan yang dimaksud pembendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki suatu bahasa.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, diksi adalah pemilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaannya sehingga dapat memberikan kesan atau maksa sesuai dengan harapan. Adapun fungsi diksi :

II.1.2   Fungsi Diksi
1)      Mudah Dipahami
Pemilihan diksi yang tepat dan selaras akan memudahkan pembaca atau pendengar lebih mudah dalam memahami arti kata atau makna kalimat yang ingin disampaikan. Pemilihan diksi dilakukan dengan memperhatikan situasi yang sedang berlangsung.
Misal, dalam menulis buku cerita yang memiliki tujuan anak-anak remaja sebagai sasaran pembaca, maka gunakanlah kta-kata sederhana yang mudah dipahami dengan demikian pesan moral yang ingin disampaikan akan sampai pada hati pembaca. Begitu pula misalnya saar rapat yang mana suasana adalah formal maka gunakan kata-kata yang baku, sesuai aturan  EYD. Dengan demikian, hal-hal yang tidak diinginkan dapat dihilangkan.
2)      Mendapatkan Tujuan
Dengan menggunakan diksi yang tepat, maka peluang untuk mendapatkan tujuan lebih besar. Hal ini karena komunikasi yang berlangsung sangat efektif selain itu pemilihan kata yang sesuai dengan suasana resmi ataupun tidak resmi akan menciptakan ekspresi tertentu yang dapat menyenangkan pendengar atau pembaca.
·         Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal
·         Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca
·         Menciptakan komunikasi yang baik dan benar
·         Menciptakan suasana yang tepat
·         Mencegah perbedaan penafsiran
·         Mencegah salah pemahaman
·         Mengefektifkan pencapaian target komunikasi
Kata yang digunakan menunjukkan makna yang ingin diutarakan. Namun demikian, seringkali kata yang digunakan memiliki arti yang berbeda dengan makna itu sendiri. Oleh karena itu, sebelum menutuskan untuk menggunakan diksi yang akan digunakan, maka harus pembicara atau penulisa harus memahami makna dan relasi kata. Menurut Chaer, makna dapat dibedakan menjadi :

II.1.3   Makna Pemilihan Kata
Makna adalah hubungan antara lambing bunyi dengan acuannya. Makna merupakan bentuk response dari stimulus yang diperoleh pemeran dalam komunikasi sesuai dengan asosiasi maupun hasil belajar yang dimiliki.
Ujaran manusia itu mengandung makna yang utuh. Keutuhan makna itu merupakan perpaduan dari empat aspek, yakni pengertian, perasaan, nada, dan amanat. Memahami aspek itu dalam seluruh konteks adalah bagian dari usaha untuk memahami makna dalam komunikasi.

a)      Makna Denotasi dan Makna Konotasi
Pengertian makna denotasi adalah makna kata yang mengacu atau menunjuk pengertian atau makna yang sebenarnya. Makna denotasi merupakan makna yang sesuangguhnya yang sesuai dengan pengertian Kamus Besar Bahasa Indonesia. Contoh kalimat Denotasi :
·         Adik kecilku sangat suka menggigit jari.
·         Tangan Reno terkena api, ketika bermain api.
·         Adik duduk di kursi empuk yang terbuat dari busa.
Pengertian makna konotasi adalah makna kata bukan sebenarnya atau makna lain yang mungkin hanya dimengerti beberapa orang saja. Contoh kalimat konotasi lainnya sebagai berikut :
·         Gayus sedang duduk di kursi pesakitan. (kursi pengadilan)
·         Daniel bagaikan musuh di dalam selimut. (orang yang berkhianat)
·         Mukhlis hidup sebatang kara. (sebatang kara : sendirian/tanpa keluarga)

b)     Makna Leksikal dan Makna Gramatikal
Pengertian makna leksikal adalah makna kata sebagai lambing benda, peristiwa, obyek, dan lain-lain. Makna ini dimiliki unsure bahasa lepas dari penggunaan atau konteknya. Misalnya :
Kata tikus bermakna “binatang pengerat yang bisa menyebabkan penyakit tifus”. Makna ini akan jelas dalam kalimat berikut.
·         Kucing makan tikus mati.
·         Tikus itu mati diterkam kucing.
·         Panen kali ini gagal akibat serangan tikus.
Jika kata tikus pada ketiga kalimat di atas bermakna langsung (konseptual), maka pada kalimat berikut bermakna kiasan (asosiatif).
·         Yang menjadi tikus di kantor kami ternyata orang dalam.
Pengertian makna gramatikal adalah makna kata yang muncul sebagai akibat hubungan antara unsure-unsur gramatikal dalam satuan gramatikal yang lebih besar. Makna yang menyatakan makna jamak, menunjukkan suatu jumlah. Contoh makna gramatikal :
·         Ada buku-buku baru di perpustakaan. (artinya banyak buku baru yang datang ke perpustakaan.

c)      Makna Referensial dan Nonreferensial
Pengertian makna referensial adalah makna kata yang mengacu atau menunjukkan kepada sesuatu. Contoh makna referensial adalah :
·         Buku Biologi ada di rak no.7. Kata “rak no.” merupakan frase yang menunjukkan makna referensial.
Pengertian makna nonreferensial adalah makna kata kebalikan dari kata referensial. Contoh makna nonreferensial adalah :
·         Baru saja aku membaca buku itu, tetapi aku lupa meletakannya. Kata “tetapi” merupakan kata yang menunjukkan makna nonfererensial.

d)     Makna Konseptual dan Makna Asosiatif
Pengertian makna konseptual adalah makna kata yang menunjukkan deskripsi kata tersebut. Contoh makna konseptual adalah :
·         Pangeran pergi menunggang unta. Kata “unta” memiliki makna konseptual yaitu binatang gurun berkaki empat yang dapat dijadikan sebagai alat transportasi.
Pengertian makna asosiatif adalah makna kata yang menunjukkan hubungan yang terkait dengan kata tersebut. Contoh makna asosiatif adalah :
·         Kata merah memiliki hubungan berani sedangkan kata merpati dihubungkan (asosiasi) dengan kesetiaan.

e)      Makna Kata dan Makna Istilah
Pengertian makna kata adalah makna kata yang akan terlihat jelas ketika kata tersebut digunakan dalam sebuah kalimat. Contoh makna kata :
·         Kata “dingin” dapat berarti mengenai suhu atau cuaca, atau menunjukkan sikap seseorang.
Pengertian makna istilah adalah merupakan makna yang bersifat pasti atau mutlak. Hal ini karena makna istilah hanya digunakan dalam bidang-bidang tertentu. Contoh makna istilah :
·         Kata dingin di atas jika digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan alam maka memiliki makna pasti menunjukkan suatu suhu.

f)       Makna Kias dan Lugas
Pengertian makna kias adalah makna kata atau frase yang biasa digunakan untuk mengatakan makna secara tidak langsung. Biasa digunakan dalam majas atau peribahasa. Contoh makna kias :
·         Jangan sampai terjerat lintah darat. Frase lintah darat menunjukkan makna kias yang berarti rentenir.
Pengertian makna lugas adalah kebalikan dari makna kias. Artinya dalam makna lugas terang-terangan menyebutkan makna yang sesungguhnya. Contoh makna lugas :
·         Sepertinya hamper semua pejabat negara adalah koruptor.

II.1.4   Syarat-syarat Menentukan Diksi
Dalam memilih diksi harus mempertimbangkan kesesuaian dan ketepatan kata. Perhatikan syarat-syarat berikut ini untuk menentukan kesesuaian diksi.
1)      Hindari penggunaan bahasa substandard dalam situasi formal.
2)      Menggunakan kata ilmiah dalam kondisi tertentu saja, selebihnya menggunakan kata popular.
3)      Hindari jargon yang dapat dibaca oleh public.
4)      Hindari pemakaian kata-kata slang (kata non standar dalam percakapan dengan teman sebaya).
5)      Hindari ungkapan-ungkapan yang telah usang.
6)      Hindari bahasa atau kata artifisial (rangkaian kata seni). Contoh : harum bunga mawar terberai terbawa angin sampai ke penciumanku.
7)      Hindari penggunaan kata-kata atau kalimat percakapan dalam penulisan.

II.1.5   Hubungan Makna Yang Terbentuk Antar Kata
1)      Sinonim. Merupakan kata yang memiliki kesamaan makna. Contoh : pintar dengan pandai, kurus dengan langsing.
2)      Antonim. Sekelompok kata yang memiliki makna yang berlawanan dengan kata lain. Contoh : tinggi dengan pendek, pesel dengan mancung, dan sebagainya.
3)      Polisemi. Merupakan kata yang menunjukkan satuan bahasa yang dapat memiliki banyak makna. Contoh : anak asuh, anak tangga, anak durhaka, dan sebagainya.
4)      Hiponim. Merupakan makna kata yang tercakup kata lain. Contoh : melati merupakan hiponim dari bunga.
5)      Hipernim. Merupakan makna kata yang mencakup kata lain. Kebalikan dari hiponim. Contoh : bunga merupakan hipernim dari melati, mawar, dan lain-lain.
6)      Homonim. Merupakan sekelompok kata yang memiliki kesamaan ejaan dan bunyi tapi memiliki arti yang berbeda. Contoh : (1) Hak asuh anak jatuh kepada ibunya; dengan (2) wanita itu memakai sepatu berhak tinggi. Pada kalimat pertama hak berarti kepemilikan sedangkan pada kalimat kedua artinya bagian sepatu. Atau (1) ular ini mengeluarkan bisa yang sangat berbahaya; dengan (2) kamu pasti bisa menghadapinya. Bisa pada kalimat pertama artinya racun sedangkan bisa pada kalimat kedua artinya kemampuan.
7)      Homofon. Merupakan sekelompok kata yang memiliki kesamaan bunyi namun ejaan dan arti berbeda. Contoh : (1) bulan ini saya ,emdapat bunga bank sebesar 3%; dengan (2) bang, pesan siomay satu piring.
8)      Homograf.  Kata yang memiliki tulisan sama namum bunyi dan arti berbeda. Contoh : (1) saya sudah sampai di Serang bu; dengan (2) Andi diserang kawanan begal.

II.2      KALIMAT EFEKTIF
Kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa yang baik ejaan maupun tanda bacanya, sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengarnya. Dengan kata lain, kalimat efektif mampu menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pendengar atau pembacanya seperti apa yang dimaksudkan oleh penulis. Suatu kalimat dapat disebut sebagai kalimat efektif jika memiliki beberapa syarat sebagai berikut :
·         Mudah dipahami oleh pendengar atau pemacanya.
·         Tidak menimbulkan kesalahan dalam menafsirkan maksud sang penulis.
·         Menyampaikan pemikiran penulis kepada pembaca atau pendengarnya dengan tepat.
·         Sistematis dan tidak bertele-tele.

II.2.1   Prinsip-prinsip Kalimat Efektif
Kalimat efektif memiliki prinsip-prinsip yang harus dipenuhi yaitu kesepadanan, kepararelan, kehematan kata, kecermatan, ketegasan, kepaduan dan kelogisan kalimat. Prinsip-prinsip kalimat efektif tersebut akan diuraikan sebagai berikut :
1.      Kesepadanan Struktur adalah keseimbangan antara gagasan atau pemiliran dengan struktur bahasa yang dipakai dalam kalimat. Kesepadanan dalam kalimat ini diperlihatkan dengan adanya kesatuan gagasan dan kesatuan pikiran. Cirri-ciri kalimat yang memiliki kesepadanan struktur, yaitu :
a)      Memiliki subjek dan predikat yang jelas, misalnya :
·         Bagi semua siswa kelas 2 harus mengikuti kegiatan study tour (Tidak efektif)
·         Semua siswa kelas 2 harus mengikuti kegiatan study tour (Efektif)
Untuk menghindari ketidak jelasan subjek, hindarilah pemakaian kata depan (Preposisi) di depan subjek.
b)      Tidak memiliki subjek yang ganda di dalam kalimat tunggal. Contoh:
·         Pembangunan Jalan itu kami dibantu oleh semua warga desa.                       (Tidak Efektif)
·         Dalam membangun jembatan itu, kami dibantu oleh semua warga desa. (Efektif)

2.      Keparalelan Bentuk memiliki kesamaan bentuk kata yang digunakan di dalam kalimat. Yang dimaksud dengan kesamaan bentuk kata adalah jika kata pertama berbentuk verba, maka kata selanjutnya berbentuk verba. Namun, jika kata pertama berbentuk nomina, maka kata selanjutnya berbentuk nomina. Contoh:
·         Langkah-langkah dalam menulis kalimat efektif adalah memahami, mengetahui, dan pengaplikasian definisi kaliamt efektif.  (Tidak efektif)
·         Langkah-langkah dalam menulis kalimat efektif adalah memahami, mengetahui, dan mengaplikasikan definisi kalimat efektif.          (Efektif)

3.      Kehematan Kata tidak menggunakan kata-kata atau frasa yang tidak perlu digunakan. Untuk menghindari pemborosan kata di dalam kalimat, hal yang harus diperhatikan adalah:
a)      Menghindari unsur yang sama pada kalimat majemuk
Contoh:
·         Saya tidak suka buah apel dan saya tidak suka duren.  (Tidak efektif)
·         Saya tidak suka buah apel dan duren.  (Efektif)
b)      Menghindari kesinoniman dalam kalimat
Contoh:
·         Saya hanya memiliki 3 buah buku saja.          (Tidak efektif)
·         Saya hanya memiliki 3 buah buku.                 (Efektif)
c)      Menghindari penjamakan kata pada kata jamak
Contoh :
·         Para mahasiswa-mahasiswa berunjuk rasa di depan gedung rektorat. (Tidak efektif)
·         Para mahasiswa berunjuk rasa di depan gedung rektorat. (Efektif)

4.      Kecermatan adalah cermat dan tepat dalam memilih kata sehingga tidak menimbulkan kerancuan dan makna ganda.
Contoh:
·         Guru baru pergi ke ruang guru.              (Tidak efektif)
·         Guru yang baru pergi ke ruang guru.     (Efektif)

5.      Ketegasan memberikan penegasan kepada ide pokonya sehingga ide pokonya menonjol di dalam kalimat tersebut.  Berikut cara memberikan penegasan pada kalimat efektif.
a)      Meletakan kata kunci di awal kalimat
Contoh:
·         Sudah saya baca buku itu.      (Tidak efektif)
·         Buku itu sudah saya baca.      (Efektif)
b)      Mengurutkan kata secara bertahap.
Contoh:
·         Pertemuan itu dihadiri oleh menteri pendidikan, gubernur dan presiden.      (Tidak efektif)
·         Pertemuan itu dihadiri oleh presiden, menteri pendidikan dan gubernur.      (Efektif)

6.      Kepaduan Kalimat efektif memiliki kepaduan pernyataan sehingga informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah.
Contoh:
·         Budi membicaran tentang pengalaman liburannya.            (Tidak efektif)
·         Budi membicarak pengalaman liburannya.                         (Efektif)

7.      Kelogisan dalam kaliamat efektif dapat diterima atau dimengerti oleh akal dan sesuai dengan kaidah EYD.
Contoh:
·         Waktu dan tempat kami persilahkan!         (Tidak efektif)
·         Bapak kepala sekolah kami persilahkan!    (Efektif)

II.2.2   Contoh-contoh Kalimat Efektif
1)      Karena tidak tidur semalaman, dia terlambat datang ke sekolah.
2)      Dia memakai baju merah.
3)      Sesudah dipahami dan dihayati pancasila harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
4)      Tugas itu bagi saya sangat mudah.
5)      Semua mahasiswa diwajibkan membayar uang kuliah sebelum tanggal 26 Februari 2015.
6)      Saya sedang membuat nasi goreng.
7)      Selanjutnya, saya akan menjelaskan pentingnya air bagi kehidupan.

II.3      Alinea atau Paragraf
Sebuah paragraf (dari bahasa Yunani paragraphos, "menulis di samping" atau "tertulis di samping") adalah suatu jenis tulisan yang memiliki tujuan atau ide. Awal paragraf ditandai dengan masuknya ke baris baru. Terkadang baris pertama dimasukkan; kadang-kadang dimasukkan tanpa memulai baris baru. Dalam beberapa hal awal paragraf telah ditandai oleh pilcrow (¶).
Sebuah paragraf biasanya terdiri dari pikiran, gagasan, atau ide pokok yang dibantu dengan kalimat pendukung. Paragraf non-fiksi biasanya dimulai dengan umum dan bergerak lebih spesifik sehingga dapat memunculkan argumen atau sudut pandang. Setiap paragraf berawal dari apa yang datang sebelumnya dan berhenti untuk dilanjutkan. Paragraf umumnya terdiri dari tiga hingga tujuh kalimat semuanya tergabung dalam pernyataan berparagraf tunggal. Dalam fiksi prosa, contohnya; tapi hal ini umum bila paragraf prosa terjadi di tengah atau di akhir. Sebuah paragraf dapat sependek satu kata atau berhalaman-halaman, dan dapat terdiri dari satu atau banyak kalimat. Ketika dialog dikutip dalam fiksi, paragraf baru digunakan setiap kali orang yang dikutip berganti.

II.3.1   Fungsi  Alinea
1)      Penampung fragmen pikiran atau ide pokok.
2)      Alat untuk memudahkan pembaca memahami jalan pikiran pengarang.
3)      Alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara sistematis.
4)      Pedoman bagi pembaca mengikuti dan memahami alur pikiran pengarang.
5)      Alat untuk penyampai fragmen pikiran atau ide pokok pengarang kepada para pembaca.
6)      Sebagai penanda bahwa pikiran baru dimulai.
7)      Dalam rangka keseluruhan karangan paragraph dapat berfungsi sebagai pengantar, transisi, dan penutup (konklusi).

II.3.2   Unsur-unsur Alinea
1)      Ide pokok yaitu ide pembicaraan atau masalah yang bersifat abstrak. Ide pokok biasanya berupa kata, frase atau klausa.
2)      Kalimat topik yaitu perwujudan pernyataan ide pokok dalam bentuk yang masih abstrak.
3)      Ide pengembang yaitu rincian atau penjelasan ide pokok dalam bentuk yang kongkret.
4)      Kalimat penegas yaitu kalimat yang berfungsi menegaskan dengan cara mengulang bentuk kalimat topic pada bagian akhir paragraph.
5)      Transisi yaitu mata rantai penghubung paragraph. Transisi berfungsi sebagai penunjang koherensi atau kepaduan antar kalimat, antar paragraph dalam suatu karangan.

II.3.3   Macam-macam Alinea
1.      Menurut fungsinya :
a)      Alinea Pembuka
·         Menghantar pokok pembicaraan.
·         Menarik minat dan perhatian pembaca.
·         Menyiakan pikiran pembaca untuk mengetahui isi seluruh karangan.
Bentuk-bentuk yang dapat dipakai sebagai bahan menulis alinea pembuka, yaitu
·         Kutipan, peribahasa, anekdot.
·         Uraian bagaimana pentingnya pokok pembicaraan.
·         Suatu tantangan atas pendaoat atau pernyataan seseorang.
·         Uraian tentang pengalaman pribadi.
·         Uraian mengenai maksud dan tujuan penulisan.
·         Sebuah pernyataan.
b)     Alinea Pengembang / Isi
·         Mengemukakan inti persoalan.
·         Member ilustrasi atau contoh.
·         Menjelaskan hal yang diuraikan pada alinea berikutnya.
·         Meringkas alinea sebelumnya.
·         Mempersiapkan dasar atau landasan untuk simpulan
c)      Alinea Penutup
Alinea ini berisikan simpulan bagian karangan. Merupakan pernyataan kembali maksud penulis. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah
·         Sebagai penutup, alinea ini tidak boleh terlalu panjang.
·         Isi alinea berisi simpulan sebagai cermnan inti sebluruh uraian.
·         Alinea ini hendaknya memberikan kesan yang mendalam bagi pembaca.

2.      Menurut posisi kalimat topik :
a)      Alinea Deduktif adalah alinea yang kalimat utamanya terletak diawal kalimat, diikuti oleh kalimat penjelas.
Contoh :
Semua isi alam ciptaan Tuhan. Ciptaan Tuhan yang paling berkuasa di dunia ini ialah manusia. Manusia diizinkan oleh Tuhan memanfaatkan isi ala mini sebaik-baiknya. Akan tetapi, tidak diizinkan menyiksa mengabaikan, dan menyia-nyiakannya.

b)     Alinea Induktif adalah alinea yang kalimat utamanya terletak di akhir. Alinea ini diawali dengan kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat utama.
Contoh :
         Harga beras  minggu yang lalu Rp 1.000,00/kg, kini sudah menjadi Rp 1.100,00. Gula pasir biasanya Rp 1.250,00/kg telah berubah menjadi Rp 1.300,00/kg. minyak goreng, susu bubuk, dan tepung terigu juga mengalami kenaikan meskipun tidak terlalu besar. Kelihatannya harga sebagian barang pokok terus bergerak naik.

c)      Alinea Dedukif-Induktif (Gabungan) adalah alinea yang kalimat utamanya terletak diawal paragraph dan ditampilkan kembali diakhir paragraph untuk penegasan.
Contoh :
Pemerintah menyadari bahwa rakyat Indonesia memerlukan rumah murah, sehat dan kuat. Departemen PU sudah lama menyelidiki bahan rumah yang murah, tetapi kuat. Agaknya bahan perlit yang diperoleh dari batu-batuan gunung berapi sangat menarik perhatian para ahli. Bahan ini tahan api dan tahan air. Lagi pula, bahan perlit dapat dicetak menurut keinginan seseorang. Usaha ini menunjukkan bahwa pemerintah berusaha membangun rumah murah, sehat dan kuat untuk memenuhi keperluan rakyat.

d)     Alinea Penuh adalah alinea yang kalimat utamanya terletak disemua kalimat. Alinea ini biasanya berupa uraian yang berupa deskripsi atau karangan yang bersifat narasi.
Contoh :
Pagi hari aku duduk di bangku panjang dalam taman di belakang rumah. Matahari belum tinggi benar, baru sepenggalah. Sinar matahari pagi menghangatkan badan. Didepanku bermekaran bunga beraneka ragam. Kuhirup hawa pagi yang segar sepuas-puasnya.

3.      Berdasarkan sifat isinya :
a)      Persuasi / Persuasif adalah alinea yang berisi ajakan, mempengaruhi pembaca.
Contoh :
         Deterjen in tidak hanya cocok dipakai untuk mencucibahan yang kasar, etapi cocok juga untuk mencuci bahan yang halus seperti sutra. Selain itu, deterjen baru ini dapat juga dipakai untuk mencuci perabot dapur. Lagi pula, perabotan yang dicuco dengan bubuk deterjen ini warnanya tidak akan pudar.
b)     Argumentasi / Argumentatif adalah alinea yang berisikan pembahasan tentang sesuatu yang berisikan bukti-bukti dan alas an-alasan yang mendukung.
Contoh :
         Tenaga kerja di Pulau Jawa, Bali, Madura dan Lombok kelebihan, sedangkan di pulau-pulau lain kekurangan. Oleh sebab itu, sebagian tenaga kerja dari keempat pulau tersebut dipindahkan ke pulau-pulai lan yang kekurangan tenaga kerja. Dengan demikian, akan terjadi pemerataan tenaga kerja di  Indonesia.
c)      Deskripsi / Deskriptif alinea yang berisikan tentang gambaran objek atau lukisan objek secara rinci.
Contoh :
         Tempat pensil kesukaan adikku. Setiap hari tak pernah lupa dibawanya. Warnanya biru dihiasi motif bulan sabit yang tersenyum berwarna kunging. Segala macam perlengkapan tulis-menulis disimpan rapi di sana. Terkadang kepingan uang receh pun juga diletakannya di tempat pensil hadiah ulang tahunnya itu. Lucunya tempat perlengkapan alat tulis ini ada kaca kecilnya.
d)     Eksposisi / Eksposisitoris alinea yang memaparkan suatu bentuk kejadian atau peristiwa yang berupa fakta-fakta, atau lukisan peristiwa.
Contoh :
         Panen padi di beberapa desa di Jawa Tengah terancam gagal. Musim kemarau yang berkepanjangan membuat padi yang ditanam mengalami kekeringan. Ditambah lagi hama tikus juga menambah kendala terancamnya gagal panen ini. Kekeringan ini mulai terasa semenjak usai tanam, hujan tidak pernah turun mengakibatkan debit air di beberapa irigasi dibaah batas ambang normal, bahkan ada yang benar-benar kering.
e)      Narasi / Naratif adalah alinea yang berisikan penceritaan atau berbentuk cerita.
Contoh :
         Libur semester kemarin aku pergi ke Bali. Senangnya dapat menikmati liburan di Pulau Seribu Pura tersebut. Tidak disangka-sangka aku bertemu dengan teman  SMA yang berlibur bersama keluarganya. Semakin menarik saja suasana liburanku.
II.3.4   Syarat-syarat Pembentukan Alinea
1.      Kesatuan (Unity)
Jadi kesatuan atau unity bukanlah berarti satu atau singkat kalimatnya, melainkan berarti kalimat-kalimat yang ada dalam paragraf tersebut menyatu untuk mendukung pikiran utama sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh. Jadi tiap alinea / paragraf hanya boleh mengandung satu pikiran atau tema. Contoh paragraf yang memenuhi persyaratan kesatuan.
Masalah mahasiswa di Indonesia umum sekali. Mereka kebanyakan sulit untuk sepenuhnya memusatkan perhatian pada studi mereka. Kebanyakan dari mereka adalah pemuda-pemuda dari keluarga biasa yang kurang mapu. Para mahasiswa itu pun mencari pekerjaan. Oleh karena itu selama belajar mereka kadang-kadang terganggu oleh keadaan ekonomi.
Apabila paragraf diatas kita analisis, akan kita temukan.
Pikiran utama : masalah umum dalam dunia mahasiswa
Pikiran penjelas : sulit memusatkan perhatian, berasalah dari keluarga biasa, terganggu oleh ekonomi.
         Unsure-unsur penunjang pada paragraf di atas benar-benar mendukung gagasan utama. Dengan perkataan lain, unsur-unsur penunjang paragraf tersebut membentuk kesatuan ide (unity).
2.      Kepaduan (Koherensi)
Kepaduan akan terjadi apabila hubungan timbale balik antara kalimat-kalimat yang membina paragraf tersebut, baik, wajar, dan mudah dipahami tanpa kesulitan. Pembaca dengan mudah mengikuti jalan pikiran penulis, tanpa merasa bahwa ada sesuatu yang menghambat atau semacam jurang yang memisahkan sebuah kalimat dari kalimat lainnya, tidak terasa loncatan-loncatan pikiran yang membingungkan. Contoh paragraf menggunakan transisi yang benar :
         Perkuliahan bahasa Indonesia sering dapat membosankan, sehingga tidak dapat perhatian sama sekali dari mahasiswa. Hal ini disebabkan bahwa kuliah yang disajikan dosen sebenarnya merupakan masalah yang sudah diketahui mahasiswa, atau merupakan masalah yang tidak diperlukan mahasiswa. Di samping itu mahasiswa yang sudah memperlajari bahasa Indonesia sejak mereka duduk di bangku sekolah dasar atau sekurang-kurangnya sudah mempelajari bahasa Indonesia selama dua belas tahun, merasa sudah mampu menggunakan bahasa Indonesia. Akibatnya memilih atau menentukan bahan kuliah yang akan diberikan kepada mahasiswa merupakan kesulitan tersendiri bagi pada pengajar.
         Perhatikan kaa atau frase transisi yang digunakan (digarisbawahi) menaakan hubungan kalimat. Tanpa menggunakan frase transisi ini tulisan di atas akan terpotong-potong dan hubungan antara kalimat tidak jelas.
3.      Kejelasan
Suatu paragraf dikatakan lengkap, apabila kalimat topic ditunjang oleh sejumlah kalimat penjelas. Tentang kalimat-kalimat penjelas ini sudah dibicarakan di bagian awal tulisan ini, yaitu pada unsur-unsur paragraf. Kalimat-kalimat penjelas penunjang utama atau penunjang kedua harus benar-benar menjelaskan pikiran utama, agar paragraf tersebut memiliki kejelasan sehingga mudah dipahami.

II.3.5   Tujuan Pembuatan Alinea
1.      Memudahkan pengertian dan pemahaman dengan menceraikan suatu tema dari tema yang lain. Oleh sebab itu alinea hanya boleh mengandung suatu tema, bila terdapat dua tema, maka dipecahkan menjadi dua alinea.
2.      Memisahkan dan menegaskan perkataan secara wajar dan formal, untuk memungkinkan kita berhenti lebih lama daripada perhatian pada akhir kalimat. Dengan perhentian yang lebih lama ini, konsentrasi terhadap tema alinea lebih terarah.
BAB III
SIMPULAN

Pilihan kata (diksi) pada dasarnya adalah hasil dari upaya memilih kata tertentu untuk dipakai dalam kalimat, alinea, atau wacana. Pemilihan kata akan dapat dilakukan bila tersedia sejumlah kata yang artinya hampir sama atau bermiripan. Adapun fungsi diksi yaitu, mudah dipahami dan mendapatkan tujuan. Makna pemilihan kata yaitu, makna denotasi dan kotonasi, makna leksikal dan gramatikal, makna referensial dan nonreferensial, makna konseptual dan asosiatif, makna kata dan istilah, makna kias dan lugas.
Kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa yang baik ejaan maupun tanda bacanya, sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengarnya. Dengan kata lain, kalimat efektif mampu menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pendengar atau pembacanya seperti apa yang dimaksudkan oleh penulis. Prinsip-prinsip kalimat efektif yaitu, kesepadanan struktur, keparalelan bentuk, kehematan kata, kecermatan, ketegasan, kepaduan dan kelogisan.
Sebuah paragraf (dari bahasa Yunani paragraphos, "menulis di samping" atau "tertulis di samping") adalah suatu jenis tulisan yang memiliki tujuan atau ide. Awal paragraf ditandai dengan masuknya ke baris baru. Terkadang baris pertama dimasukkan; kadang-kadang dimasukkan tanpa memulai baris baru. Dalam beberapa hal awal paragraf telah ditandai oleh pilcrow (¶). Unsure-unsur alinea yaitu ide pokok, kalimat topic, ide pengembang, kalimat penegas dan transisi.





DAFTAR PUSTAKA

KelasIndonesia. Pengertian Diksi dan Contoh Lengkapnya. Ttersedia : http://www.kelasindonesia.com/2015/05/pengertian-diksi-dan-contohnya-lengkap.html [03 November 2015]
            KelasIndonesia. Pengertian Kalimat  Efektif Beserta Contoh. Tersedia : http://www.kelasindonesia.com/2015/02/pengertian-kalimat-efektif-adalah-beserta-contoh-lengkap.html
Wahyuni, Intan (2011). Alinea atau Paragraf. Tersedia : http://dokumen.tips/documents/makalah-alinea-atau-paragraf.html [03 November 2015]








Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar dengan konten yang baik :